Rabu, 22 Maret 2023

IX. DUKUNGAN PESANTREN MLANGI YOGYA KEPADA KYAI MODJO.

 Salah satu pesantren yang memiliki peran besar pada masa menjelang hingga Perang Jawa adalah pesantren Mlangi di Yogyakarta. Pesantren Mlangi didirikan oleh Raden Mas Sandiyo dan lebih dikenal sebagai Kyai Nur Iman Mlangi, putra Amangkurat IV atau Amangkurat Jawi. Kyai Baderan I memiliki hubungan kekerabatan dengan Kyai Nur Iman melalui jalur Pangeran Samber Nyowo.. Kyai Nur Iman Mlangi lahir tahun 1708 dan wafat pada tanggal 4 Juni 1744 (Wikipedia).

Kyai Nur Iman Mlangi memiliki 5 istri dan lebih dari 10 orang anak. Salah satu putra yaitu Kyai taptojani berperan dalam menggalang dukungan kepada Kyai Modjo. Pada saat Meletus Perang Jawa, usia Kyai Taptojani sudah sangat tua tetapi anak cucu trah Mlangi ikut bertempur bersama Kyai Modjo. Salah satu putra Kyai Nur Iman yaitu Kyai Salim gugur di desa Ndimoyo dan selanjutnya terkenal dengan sebutan Kyai Syahid. Sedangkan trah Mlangi yang tertangkap dan ikut diasingkan ke Tondano berjumlah 7 orang, sebagai berikut:

1. Gazaly Kyai Dadapan bin Nyai Musa binti Kyai Nur Iman Mlangi. Di Tondano Gazaly Kyai Dadapan menikah dengan Rahel Tombokan dan menurunkan keluarga Melangi. Istri pertama Pangeran Diponegoro adalah putri dari Gazaly Kyai Dadapan dari istri di Jawa.

2. Secopawiro bin Kyai Taptojani bin Kyai Nur Iman Mlangi. Di Tondano Secopawiro menikah dengan Lendo Kawilarang dan menurunkan Keluarga Suratinoyo.

3. Kosasi bin Nyai Kyai Karang binti Kyai Nur Iman Mlangi. Di Tondano Kosasi menikah dengan Inggirina Rumbayan dan menurunkan keluarga Kosasi dan Gusasi.

4. Ali Imran bin Siti Fatimah binti Nyai Musa binti Kyai Nur Iman Mlangi. Di Tondano Ali Imran menikah dengan Yehia Ratulangi dan menurunkan keluarga Masloman.

5. Ahmad Fakih bin Siti Fatimah binti Nyai Musa binti Kyai Nur Iman Mlangi. Di Tondano Ahmad Fakih menikah dengan nona Pangalila dan menurunkan keluarga Maspekeh.

6.  Kamil (Kyai Demak). Kamil Kyai Demak menikah dengan Siti Sarifah binti Siti Fatimah binti Nyai Musa binti Kyai Nur Iman Mlangi. Di Tondano Kamil menurunkan keluarga Kyai Demak.

7. Hasaniman adalah mantu dari Siti Mursilah binti Kyai Nur Iman Mlangi. Hasaniman adalah ayah dari Kyai Muhammad Ilham bin Nyai Hasaniman binti Siti Mursilah (Nyai Tobroni) binti Kyai Nur Iman. Di Tondano Hasaniman tidak mempunyai keturunan, kemungkinan karena tidak menikah atau meninggal sesampai di Tondano.

      Silsilah Keturunan Kyai Nur Iman Mlangi (Trah Mlangi) di Kampung Jawa Tondano

Pada bulan Oktober 1826, ketika Taptojani terlibat dalam usaha mencapai perundingan damai awal dengan penasehat utama Diponegoro untuk urusan agama, Kyai Modjo, sang kiai sepuh itu konon telah berusia sembilan puluh tahun. Babad yang ditulis Diponegoro di Mdo – menyebutkan Kyai Taptojani yang tersohor itu sebagai guru adiknya, Pangeran Adisuryo. Adik Diponegoro ini memakai nama Ngabdulkarim semasa Perang jawa dan dianggap menemui ajal secara moksa (lepas dari ikatan dunia) di Gunung Sirnoboyo Bagelen pada awal Desember 1829. Dalam Babad Diponegoro versi Surakarta, terdapat juga suatu keterangan yang menyatakan bahwa Kyai Taptojani telah mengunjungi Diponegoro pada malam hari sebelum pecahnya Perang Jawa. Taptojani datang sebagai pemuka bagi semua ulama dari kawasan bebas pajak (perdikan) dan bagi para pengurus masjid serta ahli hukum islam, dan memberi nasihat kepada Pangeran bahwa saatnya telah tiba bagi Ratu Adil untuk menyatakan diri dan memulai perang sabil (Carey, Kuasa Ramalan, halaman 105).

Kyai Taptojani akrab dengan keluarga besar Kyai Modjo, yang tinggal di desa-desa bebas pajak Modjo dan Baderan di kawasan Pajang tepat sebelah selatan Delangu, dan Pulo Kadang dekat Imogiri ke sebelah selatan Yogya. Di jaringan sosial yang tersebar luas ini, Taptojani berpengaruh besar sebagai seorang ahli hukum islam dan sebagai guru. Dia juga jelas sangat penting bagi Diponegoro kala sang Pangeran meminta dukungan dari para ulama di Pajang, Madiun, Kedu, Bagelen, dan Pacitan pada awal pecah perang Jawa (Carey, Kuasa Ramalan, halaman 106).

Hubungan pesantren Mlangi dan pesantren Baderan diperkuat dengan pernikahan antara cucu Kyai Nur Iman Mlangi dengan cucu Kyai Baderan:.

1. Muhammad Tohir bin Siti Mursilah (Nyai Kyai Tobroni) binti Kyai Nur Iman Mlangi (Sya’roni, halaman 15) menikah dengan Nyai Muhammad Tohir binti Nyai Abdul Djalal I binti Kyai Baderan I.

2.  Kyai Muhammad Ilham binti Nyai Hasaniman binti Siti Mursilah binti Kyai Nur Iman Mlangi menikah dengan Nyai Muhammad Ilham binti Abdurahman bin Kyai Minhad bin Nyai Abdul Djalal I binti Kyai Baderan I.  Ayah dari Kyai Ilham bernama Hasaniman ikut diasingkan ke Tondano. Tetapi di Tondano Hasaniman tidak menikah sehingga tidak mempunyai keturunan di Tondano.

Tidak ada komentar: