Rabu, 22 Maret 2023

VII. PERKAWINAN MUSLIM MUHAMMAD CHALIFAH (KYAI MODJO)

Informasi mengenai kehidupan keluarga Kyai Modjo sangat minim sekali. Bahkan cerita turun-temurun di Tondano tidak ada menyinggung tentang istri-istri beliau di Jawa, kecuali bahwa kemungkinan Kyai Modjo memiliki istri lebih dari satu tetapi tidak diketahui nama-nama mereka. Satu informasi diperoleh dari buku (babad) Diponegoro.

Dalam babad karyanya, Diponegoro menyebutkan bahwa istri resmi Kyai Modjo sebelumnya, Nyai Modjo, telah meninggal ketika melahirkan pada awal 1828, yang meninggalkan banyak anak tanpa ibu karena dua istrinya yang lain juga telah meninggal. Diponegoro menjodohkan Kyai Modjo dengan Raden Ayu Prawirodiningrat, yang menunjukkan bahwa ia mungkin pernah kawin dengan adik Sentot Prawirodirdjo, Pangeran Prawirodiningrat (Carey, Kuasa Ramalan, halaman 735).

RA Prawirodiningrat (Belanda menyebutnya sebagai RA.Modjo) – janda Pangeran mangkubumi, menyusul ke Tondano sekitar tahun 1831. Di Tondano Namanya dikenal dengan panggilan Mbah Wedok (mbah Perempuan), suatu panggilan sopan karena tidak menyebut nama dan saat itu ia satu-satunya perempuan. Perkawianan Kyai Modjo dengan RA Prawirodingrat tidak memiliki keturunan.

Dari pernikahan sebelumnya di Jawa, Kyai Modjo memiliki beberapa anak, antara lain sbb:

1. Gazaly, makam di Tondano. Di Tondano Gazaly menikah dengan Ringkingan Tombokan dan dari perkawinan ini nenurunkan keluarga Modjo.

2. Honggodipo, makam di jawa, menikah dengan putri dari Kyai Muhammad Qorib bin Kyai Kartotaruno (Stephen C.Headly, halaman 220). Nama lain Kyai Muhammad Qorib adalah Kyai Raden Bagus Murtodo/Murtoyo. Kyai Muhammad Qorib Kalioso adalah kemenakan Kyai Abdul Djalal I (Penembahan Kaliyoso)

3. Mangun Redjo, makam di Jawa, juga menikah dengan putri dari Kyai Muhammad Qorib Kalioso (Stephen C.Headly, halaman 220)

4. RA Sa’adiah (=Sotoriah?), makam di Jawa, menikah dengan Kyai Kamal Iman. Nama Sotoriah merujuk sumber kampung jaton.

Tidak ada komentar: